Viral Video, Mahfud Akui Statement Terima Hasil Pemilu atau Jalur Hukum
Inilahkito.com – Mahfud MD, Cawapres nomor urut 3 membenarkan statement video tentang ungkapannya menerima hasil pemilu, hindari kekerasan, tempuh jalur hukum bila ada yang tidak terima.
Baca : Tunjangan Perumahan Anggota DPRD Muratara Dinilai Tak Sesuai Standar Harga
“Betulkah di bwh ini statement sy? Btl. Itu potongan statement sy. Kita hrs terima hsl pemilu. Kalau ada yg tak puas tempuh jalur hukum. Tak blh ada kekerasan. Kekerasan itu menakutkan. Itu sy katakan tgl 14/2/24 pagi sblm pemungutan suara dimulai. Tempuh jalur hukum dan politik.” Tulis Mahfud MD pada akun Twitter (X) @mohmahfudmd pada Rabu (21/02/2024) pukul 10.59 WIB. Postingan beserta upload video statement Mahfud ini sudah mencapai 30rb tayangan, 174 posting ulang, 7 kutipan, 848 suka, 4 markah dan 97 komentar. Tanggapan atau respon postingan Mahfud ini terus meningkat dengan pesat.
Adapun kutipan videonya sebagai berikut: “Mahfud MD minta masyarakat menerima hasil pemilu.
Apapun hasilnya pemilu ini mencari pemimpin bukan mencari musuh.
Baca Juga : Kurang Cermat, 6 SKPD Pemkab Muratara Lebih Bayar Belanja Barang/Jasa Rp101 Juta
Jangan sampai begitu selesai pencoblosan lalu kita saling marah.
Saya ingatkan ini mencari pemimpin dan itu rekonstruksi tidak boleh dimain-mainkan.
Menyangkut rakyat, menyangkut negara yang sudah dibangun dengan susah payah selama 78 tahun lebih kita membangun indonesia ini .
Sekarang rekonstruksional sudah berjalan dengan baik jangan dinodai, jangan dilukai hati rakyat.
Sehingga siapapun nanti yang menang Itulah keputusan rakyat.
Baca Juga : Akal Abu Nawas Membalas Perbuatan Raja, Hancurkan Perabot Istana
Kalau nanti ada yang tidak puas ada jalur-jalur hukum. Tidak boleh ada tindakan kekerasan atas nama siapapun dan atas nama apapun.”
Salah satu netizen dengan akun @toegiono (Capt.Jack.Separoh) berkomentar: “Yang Prof katan benar, apapun hasilnya harus kita terima, kalau merasa tidak puas kita selesaikan melalui jalan hukum.
Tapi… Kalau kalau jalur hukumnya juga tdk netral, ini bisa malapetaka dan ketidaksabaran pihak tertentu kalau banyak jumlahnya , bisa berubah out of control.”
