Menguak Siapa Connie Rahakundini Sang Pengkritik Prabowo

SEBELUMNYA disclaimer dulu bila nama Bakrie dibelakangnya itu tak ada hubungannya dengan keluarga Bakri konglomerat pribumi yang bergerak dalam grup Bakrie & brother tapi berasal dari nama bapaknya Arbi Bakrie. Tulisan ini merupakan opini.

Wanita berambut cepat bersuara bariton ini mulai dikenal publik sebagai pengamat militer dan pertahanan semenjak kerap diundang kelayar kaca oleh jaringan media milik Surya Paloh dan diendorse oleh beberapa jaringan internasional memberikan pendapat dan masukan mengenai pertahanan dan keamanan kebeberapa lembaga nasional termasuk yang paling vital diantaranya adalah Lemhanas.

Posisinya sebagai istri panglima Kodam Jaya saat reformasi 98 letjen Jaja Suparman yang kemudian menjabat Pangkostrad adalah privilege utama yang membuat karirnya begitu cepat terangkat dibanding senior seniornya dibidang pertahanan yang secara kapasitas dan akademik lebih berkualitas sebetulnya seperti misalnya sebut saja Hendrajit, jend.Arief Pranoto atau beberapa nama lainnya yang jarang diangkat media.

Beberapa crew dan awak senior redaksi MetroTV masih sering bercerita betapa kesalnya mereka sering dapat tugas tambahan diluar jam kerja sekedar demi melatih dan memoles ibu satu ini agar dapat tampil seperti presenter profesional dihadapan publik atas perintah boss mereka diMetroTV karena yang meminta pun tak main main…Pangkostrad sendiri yang membawanya kestudio mereka di Kedoya Jakarta Barat.

Dari jaringan media milik Tomy Winata dan James Riyadi yang dikomandani Surya Paloh itulah nama Connie mulai berkibar dilayar kaca ditambah jabatannya di Nasdem sebagai anggota dewan penasihat membuat posisinya makin mantab.

Disini lembaga lembaga asing mulai melihat potensi Connie untuk menjadi agen dalam bagi kepentingan mereka di Indonesia dan untuk selubungnya dibungkuslah peran Connie ini dalam lembaga lembaga tersebut dengan jabatan sebagai pemateri diantaranya lembaga ketahanan asia pasifik di Amerika dan Israel, Institute of National Security Studies (INSS) Tel Aviv.

Rupanya peran hubungan internasional ini dimanfaatkan juga oleh Connie sebagai broker alutsista terutama alutsista produksi Rusia yang sedang “digandrungi” paska reformasi sebagai “kiblat baru” pengadaan alutsista kita setelah sepanjang era Soeharto Indonesia dipenuhi persenjataan produksi Amerika.

Yang terkenal adalah pengadaan Sukhoi dimana nilai mark up nya bisa diatas 100% dari harga pasaran USD 3 juta namun dianggarkan sampai USD 6.5 juta atau pengadaan heli MI 17 tahun 2006 dulu itu untuk korps Penerbad yang akhirnya membawa letjen Jaja Suparman masuk dalam pengadilan militer dan dipenjara atas tuduhan korupsi dan mark up.

Kondisi itu juga diduga penyebab utama dari perceraian Connie dan Jaja Suparman.

Namun harus diakui peran Connie sebagai wanita yang luwes dalam pergaulan internasional termasuk faktor penting dalam permainan pengadaan alutsista ditubuh TNI dan ia menikmati masa kejayaannya pada era Menhan Wiranto, Ryamizard Ryacudu, Purnomo Yusgiantoro dijaman presiden Habibie hingga Jokowi periode pertama.

Nasibnya beralih 180° ketika Jokowi periode kedua (2019-2024) memasukan Prabowo Subianto kekabinet sebagai menteri pertahanan menggantikan Ryamizard dimana Prabowo langsung meng CUT semua aturan dan skema lama yang merugikan negara dan peran broker alutsista ditiadakan dengan sistem pengadaan alutsista G to G bukan dengan sistem kapitalis B to B seperti yang terjadi selama ini sehingga matilah peran broker broker pemakan uang rakyat seperti Connie dan antek anteknya dimedia dan pemerintahan selama ini.

Disinilah peneliti dan ekonom senior Dr.Rizal Ramli  melalui risetnya menemukan Prabowo Subianto telah menyelamatkan 51 Trilyun uang negara di hanya dalam satu kuartal saja kinerjanya di kemenhan yang sebetulnya bila beliau mau minta komisi 5% saja bisa dapat 2.5 trilyun. namun tak ia lakukan demi bangsa dan negara.

Tapi Connie mencoba melawan dengan bersuara melalui plattform media sosial mengkritik kebijakan kebijakan kemenhan era Prabowo diantaranya dengan gulirkan issue issue samar yang ketika hendak diseriusi oleh KPK dan Kemenhan ia malah bungkam dan tak bisa memberikan bukti.

Ya jelas bunuh diri kalau ia membantu KPK karena semua pengusutan akan bermuara kepada dirinya dan mantan suaminya yang pergi berpisah cuma membawa celana saja dalam tasnya.

Dari sekian banyak kasus kasus mark up pengadaan alutsista ditubuh TNI sejak dulu kala antara lain yang melibatkan jend.Tedy Hermayadi (kasus Sukhoi) Brigjend Prihandono (kasus heli Mi17), marsekal Agus Supriatna (kasus heli AW) dan banyak kasus kasus lainnya dengan banyak nama nama pejabat lainnya diduga kuat ada peran Connie dibelakangnya.

Diduga perannya cukup sentral sebagai “liasion officer” antara para pengusaha (broker), perusahaan produsen persenjataan/alutsista diluar negeri dengan para pejabat militer disemua angkatan.

Memanfaatkan posisinya yang cukup strategis sebagai istri pangkostrad jend.Jaja Suparman wanita ini piawai berlenggak lenggok diantara kepentingan bisnis pabrik senjata, makelar proyek dan pembuat kebijakan dikalangan militer yang ketika kasus kasus mark up atau “kelebihan bayar” (bila meminjam istilah anies baswedan) ini terkuak wanita berambut cepak ini namanya tetap aman tak disebut oleh media dan para penyidik di pengadilan padahal perannya dalam menghubungkan antar kepentingan itu benang merahnya ada pada dia.

Namun ibarat pepatah “sepandai pandai tupai melompat akhirnya jatuh jua” akhirnya nama dia terbongkar juga sebagai orang penting dibelakang layar setelah sebuah akun X/Twitter membongkar skandal seks nya dengan AS salah satu pejabat AU.

AS ini juga diduga adalah orang yang sama yang terkait dengan skandal pengadaan alutsista yang mana ketika perselingkuhan ini terjadi baik Connie maupun AS masih sama sama berstatus istri dan suami orang.

Pelapor kasus ini sendiri menurut awak media juga adalah suami sah Connie yaitu jend (pur) Jaja Suparman yang tak terima dengan kabar perselingkuhan istrinya dan bersama para penasihat hukumnya ia menemukan fakta fakta lokasi tempat perselingkuhan AS dan Connie seperti juga yang diakui dalam BAP.

Nampaknya apa yang dilakukan Connie bukan sekedar rasa suka sama suka semata namun bagian dari gratifikasi seks mengingat posisi jabatan AS pada saat itu dan sebaliknya syarat dari Connie untuk memuluskan karir AS seperti juga yang tersurat pada BAP yang beredar di X.

Di era baru pemerintahan Jokowi periode kedua angin berubah arah oleh jend.Prabowo Subianto yang merevolusi sistem pengadaan alutsista hingga para pemain pengadaan banyak kehilangan perannya termasuk Connie.ditambah kasus kasus yang menjerat para “kekasihnya” rupanya benar benar mematikan langkah anggota dewan penasihat Nasdem ini yang kemudian pindah ke mencari perlindungan ke PDIP.

Sejak era baru inilah juga kebencian dan dendam agen spionase Sin Beth dan Mossad Israel ini pada Prabowo semakin menjadi jadi.

Maka lewat berbagai plattform media sosial ia membayar para pemilik channel seperti Helmy Yahya misalnya dengan branding sebagai “ahli pertahanan internasional” kadang juga dengan aset intelijen binaan Hendro si bossman Mardigu itu selalu menyisipkan tuduhan tuduhan miring kasus korupsi di Kemenhan yang ketika hendak ditindaklanjuti oleh KPK dan BPK wanita ini malah lari menghindar dan tak mampu menunjukan bukti secuilpun.

Mungkin memang begitulah cara survivenya dia secara sejak bercerai dengan Jaja (diduga oleh sebab skandal seksnya itu) ia harus mencari sumber lain karena uang hasil korupsi terakhirnya yang tersisa 13.3M itu jangan sampai pula malah terendus KPK.

Penulis : Budi Saks (akun twitter (X) @Ndons_Back.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *